Sukses dengan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)

Berkat mengikuti sosialisasi pelatihan mengenai Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada tahun 2016 dan 2017, maka diperoleh berbagai tips menarik agar proposal yang dibuat berhasil didanai oleh DIKTI.

Sejak kembali dari studi, saya tidak banyak membimbing program kreativitas mahasiswa karena sibuk bekerja di Kantor Urusan Internasional Universitas Riau. Padahal sebelum studi S3, para mahasiswa di kelompok Research Club yang didirikan pada tahun 2003 sempat berjaya dalam aneka lomba penelitian dan penulisan karya ilmiah di tingkat lokal maupun nasional. Sesaat sebelum studi S3 dimulai, kelompok kami mendapatkan kesempatan untuk maju ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) dengan judul penelitian “Pengaruh penambahan bubuk kaca dan fly ash terhadap sifat-sifat mortar”. Ketiga mahasiswa tersebut yakni Indra Kuswoyo, Munawir Sazali dan Hendra Gunawan berangkat ke Malang untuk berlaga di babak lanjutan.

Kembali ke zaman now, pada tahun 2016, satu kelompok mahasiswa bimbingan berhasil memenangkan PKMGT (Gagasan Tertulis) dengan judul “Pembangunan air shelter dalam rangka penanggulangan dampak bencana asap akibat kebakaran lahan gambut di Riau”. Disusul pada tahun 2017, dua kelompok mahasiswa yang mengikuti PKMP (Penelitian) dan PKMM (Pengabdian kepada Masyarakat) mendapat dana dari Belmawa Ristekdikti. Keberhasilan kedua kelompok ini membuat saya lega luar biasa, karena we’re on the right track. Luaran kegiatan PKMP dengan judul “BETGEL-RHA atau Beton Geopolimer Rice Husk Ash sebagai material konstruksi ramah lingkungan gambut” rencananya akan dipresentasikan di The 2nd International Conference on Science and Technology, 15-16 November 2017 di Pekanbaru. Sedangkan hasil kegiatan PKMM berupa buku kreatif dan sosialisasi pada anak-anak SD di Pekanbaru (judul proposal “Buku kreatif sebagai media edukasi pengenalan pelestarian gambut untuk anak usia sekolah”) akan diterbitkan di jurnal pengabdian masyarakat.

PKMM

Tujuan melaksanakan PKM, menurut Prof Sundani (beliau juga expert bidang Pengabdian Kepada Masyarakat Ristekdikti) adalah untuk memberikan tantangan intelektual, belajar menulis proposal ilmiah yang baik, memunculkan solusi dengan karakter kedaerahan dan memamerkan kekuatan intelektual institusi.

PKM perlu memiliki unsur unik, kreatif, bermanfaat dan taat aturan.  Tips untuk sukses menulis proposal PKM dapat disarikan sebagai berikut:

a) Permasalahan administratif diminimalkan, contohnya tidak ada jumlah halaman, jumlah halaman lebih dari 10, dan tidak ada tanda tangan pembimbing.

b) Karya dinilai memiliki kreativitas tinggi, ada kebaruan substansi, produk unik, tidak membawa tema-tema generik, menjawab permasalahan yang sedang populer di masyarakat, dan memiliki unsur kedaerahan.

c) Proposal tepat sasaran, misalnya PKMM untuk masyarakat non-produktif dan PKMT untuk masyarakat produktif. Keduanya membutuhkan surat persetujuan mitra. Tanpa surat tersebut maka proposal mendapat nilai rendah.

d) Rencana Anggaran Biaya (RAB) diestimasi sesuai dengan metode lalu kewajarannya dinilai. RAB tidak untuk honorarium, fotokopi atau membeli peralatan elektronik seperti laptop dan kamera.

e) Proposal dapat menjelaskan secara nalar, memiliki produk intelektual, dan dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara langsung/tidak langsung.

f) Kreativitas sesuai dengan anggaran, tidak perlu yang terlalu canggih, dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.

Menulis proposal PKM cukup tricky, karena penulisnya belum pernah ikut kuliah Metodologi Penelitian atau training sejenisnya, tetapi dorongan dan bimbingan dari pembimbing sangat diperlukan.

Pekanbaru,