Presentasi dalam Bahasa Inggris

Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan sebelumnya untuk ‘memaksa’ mahasiswa agar berani presentasi dalam bahasa Inggris.

Pertama, sebagai dosen pengampu, kita harus membuktikan bahwa kemampuan berbicara bahasa Inggris sendiri cukup bagus. Gunakan bahasa Inggris terus-menerus dalam kelas supaya mereka terbiasa mendengarkan dan menangkap sendiri maknanya.

Kedua, berikan latihan speaking kepada mahasiswa. Gunakan materi Speaking IELTS seperti ‘role play’ guna bertukar informasi lewat tanya-jawab. Contohkan satu sesi pada mahasiswa, lalu biarkan mereka saling melakukan tanya-jawab dengan teman-temannya. Seraya mereka melakukan aktivitas tersebut, kita dapat memanggil satu mahasiswa untuk kita tanya, dan menyuruhnya berganti partner, sehingga dapat terus berlatih. Saya menggunakan teknik tersebut supaya mereka mengenal teman-temannya serta kemampuan mereka. Jika mereka telah nyaman berbicara dengan teman-temannya, saat presentasi nanti mereka tidak nervous lagi.

Ketiga, perlihatkan video teknik presentasi dalam bahasa Inggris dan praktekkan teknik tersebut pada presentasi kita sendiri di depan mahasiswa.

Keempat, ajarkan teknik membuat power point dan penyusunan informasi di dalam slide.

Kelima, bagi mahasiswa yang belum lancar presentasi, mereka dianjurkan membuat skrip/skenario presentasi untuk dihafalkan.

Keenam, setelah presentasi selesai, minta mahasiswa/audiens untuk bertanya agar terjalin komunikasi antara presenter dan audiens. Hal ini akan menambah rasa percaya diri mahasiswa.

Catatan, saya tidak bisa memberikan nilai terbaik hanya berdasarkan kemampuan bahasa Inggris saja, jika kesenjangan keahlian berbahasa Inggris cukup besar. Presentasi yang diselingi bahasa Indonesia di sana-sini tidak masalah, asal presentasi tersebut menggunakan  ‘technical term’ wajar di bidang Teknik Sipil, penyampaian sesuai struktur presentasi dan dapat memberikan ‘take home message’ pada audiens.

Pekanbaru,

Evaluasi Pengajaran Praktis lewat Surveymonkey.com

Salah satu web yang menawarkan survey tool praktis untuk mendapatkan evaluasi tentang segala hal, adalah surveymonkey.com

 

Saya menggunakan tool ini untuk mendapatkan Evaluasi Pengajaran Mekanika Teknik I, Semester Ganjil 2012/2013 untuk sekitar 120 orang mahasiswa.Tujuan survey adalah mendapatkan umpan-balik mengenai teknik pengajaran, bahan kuliah, penjelasan mengenai tujuan pembelajaran, kecepatan saat penyajian kuliah, kompetensi pribadi dalam mata kuliah tersebut, tingkat kepuasan mahasiswa setelah mengikuti pelajaran, dan kemampuan saya menjelaskan materi kuliah yang sulit.

Survey dapat dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tetapi, berita baiknya, kalau disusun dalam bahasa Inggris, sudah ada template pertanyaan yang dapat digunakan secara langsung saat kita mengetik kata-kata.

Cara membuatnya sangat mudah. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Buat akun,

b) Klik +Create Survey

c) Pilih plan survey yang ‘BASIC’ dan tidak berbayar. Kekurangan edisi terbatas ini, karena hanya terbatas pada 10 pertanyaan, tidak ada template survey, tidak dapat menganalisis dengan aneka grafik dan tidak dapat mengunduh grafik.

d) Sebarkan link survey melalui email kepada responden

e) Secara berkala, kita dapat mengevaluasi jawaban responden. Klik tab ‘Analyze Results’. Kita akan melihat ‘Respond Summary’ dan persentase tiap pertanyaan yang diberikan.

Keuntungan survey on-line semacam ini sangat banyak. Selain menghemat kertas dan biaya fotokopi, hasil dapat digunakan langsung untuk memperbaiki metode pengajaran maupun bahan ajar yang digunakan dengan evaluasi secara berkala.

Besar kemungkinan hasil survey on-line sangat obyektif. Teknik ini memungkinkan mahasiswa untuk memberikan umpan balik pada dosen tanpa merasa tertekan atau merasa khawatir pola tulisan mereka diketahui. Meski IP address diberikan, saya tidak pernah terpikir untuk mengecek satu-persatu dan mengaitkannya dengan siapapun. Itu bukanlah tujuan saya membuat survey. Umpan balik dari mahasiswa sangat saya perlukan pada tahap ini, tanpa menunggu evaluasi pembelajaran yang biasanya dilakukan di tiap akhir semester.

Kelemahan survey on-line tentu saja terletak pada kerumitan mengumpulkan alamat email mahasiswa yang benar. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukannya jauh-jauh hari. Minta mahasiswa mengumpulkan alamat email mereka di awal perkuliahan atau mengirimkan email kepada dosen yang bersangkutan.

Pekanbaru,