Catatan dari Workshop ‘Ayo Cepat Lulus’ Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Riau

Sekitar 150 mahasiswa memadati ruangan di hotel MP dekat kampus Unri dalam acara workshop ‘Ayo Cepat Lulus’ yang ditaja Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Riau. Kedua narasumber adalah psikolog Hj Aida Malikha MSi (Biru Konsultasi Psikologi Humanika), dan Dr Mirra Noor Milla (UI). Ditinjau dari judul dan sasaran kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa workshop ini merupakan salah satu usaha ‘human approach’ dalam mempercepat masa studi dan meningkatkan jumlah kelulusan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil.

Ibu Hj Aida Malikha memberikan pengantar faktor-faktor yang menyebabkan masa studi lama, yakni malas, terlalu banyak berorganisasi, sibuk bekerja, terlalu banyak sosialisasi dan hambatan tugas akhir. Mahasiswa sendiri menambahkan bahwa lamanya masa studi karena mereka masih memiliki banyak nilai di bawah D, dosen killer, dan pelajaran yang susah. Solusi dari bu Aida adalah menguatkan motivasi, manajemen waktu dan membuat skala prioritas. Untuk meningkatkan motivasi, maka mahasiswa harus menghilangkan mitos-mitos seperti dari daerah belum tentu sukses, dosen killer selalu memberi nilai buruk, dan sebagainya. Mahasiswa harus ulet, ingin jadi role model, dan menyadari adanya keterbatasan waktu dan biaya untuk studi. Manajemen waktu yang baik, disiplin, tidak suka menunda, menyelesaikan apa yang sudah dimulai (teguran buat diri saya), dan rajin bimbingan tugas akhir agar selesai tepat waktu.

Soal skala prioritas, bu Mirra menambahkan bahwa prioritas dihubungkan dengan ‘goals’ atau tujuan. Fokus dengan prioritas membuat mahasiswa tidak mudah melalukan ‘upaya pengalihan’ saat menghadapi sesuatu yang penting tetapi tidak mereka sukai. Selain itu perlu belajar membuat rencana dengan konsep SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Time Bound) sehingga semua target bisa diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, bahkan lebih banyak dari perkiraan semula. Untuk menyelesaikan prioritas, mahasiswa harus banyak memiliki strategi maupun berusaha lebih banyak dengan memunculkan plan A, plan B, serta membuat rewarding time jika suatu tugas selesai agar tercipta ‘work-life balance’.

Catatan dari workshop ini adalah:

a) mitos-mitos tentang studi perlu dibuktikan, karena mitos belum tentu benar

b) buat skala prioritas menggunakan teknik SMART agar cepat lulus dan meminimalisir upaya pengalihan saat menunda-nunda sebuah pekerjaan penting

c) harus banyak strategi dan ikhtiar lebih panjang saat kondisi kurang kondusif

d) jadilah subyek yang mengendalikan keadaan, bukan obyek yang dikendalikan keadaan

e) Utamakan integritas dan values agama serta moral, bukan hanya usaha ilegal supaya mendapatkan nilai terbaik dan cepat lulus.

Sebagai moderator di sesi dosen dan mahasiswa, saya mewakili rekan sejawat sangat mensyukuri terlaksananya kegiatan ini agar perbaikan keadaan dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki mindset mahasiswa dan mempercepat kelulusan di Jurusan Teknik Sipil beberapa waktu mendatang. Semoga perbaikan terus-menerus ini akan membuahkan hasil yang gemilang.

Pekanbaru, 16 November 2017

Sukses dengan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)

Berkat mengikuti sosialisasi pelatihan mengenai Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada tahun 2016 dan 2017, maka diperoleh berbagai tips menarik agar proposal yang dibuat berhasil didanai oleh DIKTI.

Sejak kembali dari studi, saya tidak banyak membimbing program kreativitas mahasiswa karena sibuk bekerja di Kantor Urusan Internasional Universitas Riau. Padahal sebelum studi S3, para mahasiswa di kelompok Research Club yang didirikan pada tahun 2003 sempat berjaya dalam aneka lomba penelitian dan penulisan karya ilmiah di tingkat lokal maupun nasional. Sesaat sebelum studi S3 dimulai, kelompok kami mendapatkan kesempatan untuk maju ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) dengan judul penelitian “Pengaruh penambahan bubuk kaca dan fly ash terhadap sifat-sifat mortar”. Ketiga mahasiswa tersebut yakni Indra Kuswoyo, Munawir Sazali dan Hendra Gunawan berangkat ke Malang untuk berlaga di babak lanjutan.

Kembali ke zaman now, pada tahun 2016, satu kelompok mahasiswa bimbingan berhasil memenangkan PKMGT (Gagasan Tertulis) dengan judul “Pembangunan air shelter dalam rangka penanggulangan dampak bencana asap akibat kebakaran lahan gambut di Riau”. Disusul pada tahun 2017, dua kelompok mahasiswa yang mengikuti PKMP (Penelitian) dan PKMM (Pengabdian kepada Masyarakat) mendapat dana dari Belmawa Ristekdikti. Keberhasilan kedua kelompok ini membuat saya lega luar biasa, karena we’re on the right track. Luaran kegiatan PKMP dengan judul “BETGEL-RHA atau Beton Geopolimer Rice Husk Ash sebagai material konstruksi ramah lingkungan gambut” rencananya akan dipresentasikan di The 2nd International Conference on Science and Technology, 15-16 November 2017 di Pekanbaru. Sedangkan hasil kegiatan PKMM berupa buku kreatif dan sosialisasi pada anak-anak SD di Pekanbaru (judul proposal “Buku kreatif sebagai media edukasi pengenalan pelestarian gambut untuk anak usia sekolah”) akan diterbitkan di jurnal pengabdian masyarakat.

PKMM

Tujuan melaksanakan PKM, menurut Prof Sundani (beliau juga expert bidang Pengabdian Kepada Masyarakat Ristekdikti) adalah untuk memberikan tantangan intelektual, belajar menulis proposal ilmiah yang baik, memunculkan solusi dengan karakter kedaerahan dan memamerkan kekuatan intelektual institusi.

PKM perlu memiliki unsur unik, kreatif, bermanfaat dan taat aturan.  Tips untuk sukses menulis proposal PKM dapat disarikan sebagai berikut:

a) Permasalahan administratif diminimalkan, contohnya tidak ada jumlah halaman, jumlah halaman lebih dari 10, dan tidak ada tanda tangan pembimbing.

b) Karya dinilai memiliki kreativitas tinggi, ada kebaruan substansi, produk unik, tidak membawa tema-tema generik, menjawab permasalahan yang sedang populer di masyarakat, dan memiliki unsur kedaerahan.

c) Proposal tepat sasaran, misalnya PKMM untuk masyarakat non-produktif dan PKMT untuk masyarakat produktif. Keduanya membutuhkan surat persetujuan mitra. Tanpa surat tersebut maka proposal mendapat nilai rendah.

d) Rencana Anggaran Biaya (RAB) diestimasi sesuai dengan metode lalu kewajarannya dinilai. RAB tidak untuk honorarium, fotokopi atau membeli peralatan elektronik seperti laptop dan kamera.

e) Proposal dapat menjelaskan secara nalar, memiliki produk intelektual, dan dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara langsung/tidak langsung.

f) Kreativitas sesuai dengan anggaran, tidak perlu yang terlalu canggih, dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.

Menulis proposal PKM cukup tricky, karena penulisnya belum pernah ikut kuliah Metodologi Penelitian atau training sejenisnya, tetapi dorongan dan bimbingan dari pembimbing sangat diperlukan.

Pekanbaru,

Final Year Project Batch S1 (Bagian 04)

Beberapa orang mengikuti saya di belakang saat kembali ke kantor. Saya tidak mengenal mereka dengan baik tetapi saya yakin mereka ada keperluan tertentu untuk menemui saya.

Ternyata ada lima orang mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di lab sebagai tugas akhir mereka. Meski tengah sibuk dengan Batch 02, saya beranikan diri membantu lima mahasiswa yang kelihatannya serius ingin bekerja sama. Batch 03, gabungan lima orang yang sok dewasa, kocak, ngawur dan selalu ceria di manapun berada, menambah warna mahasiswa bimbingan TA. Saya mesti putar otak kadang-kadang mendisiplikan mereka. Melihat hasil kerja yang serius dan semangat yang luar biasa, saya ikutan semangat juga. Memang benar, kita ditentukan oleh teman-teman di sekeliling kita. Selama bersama Batch 03, saya selalu merasa ceria meski kadang marah-marah karena merasa kurang pantas diperlakukan demikian. Hasil penelitian yang luar biasa itu bikin tak bisa marah lebih lama. Hingga hari ini persahabatan kami selalu baik dan Batch 03 tetap ada kapanpun ibu membutuhkan mereka. So sweet.

Semua anggota Batch 03 mendapat kesempatan untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka di Seminar Nasional di Padang (Unand) dan Pekanbaru (UIR). Satu orang mahasiswa (Ismi) mendapatkan penghargaan sebagai ‘Best Presenter’ untuk tingkat mahasiswa.

Publikasi Batch 03:

  1. Prasetyo, A., Sitompul, I.R., Djauhari, Z., Ismeddiyanto., & Olivia, M. 2016. Kuat tarik belah dan kuat lentur beton OPC dan PCC menggunakan air gambut sebagai air pencampur. Prosiding the 3rd Andalas Civil Engineering (ACE), National Conference. Padang: Universitas Andalas.
  2. Afrian, M., Djauhari, Z., & Olivia, M. 2016. Ketahanan mortar abu sekam padi pada suhu tinggi. Prosiding the 3rd Andalas Civil Engineering (ACE), National Conference. Padang: Universitas Andalas.
  3. Sianturi, R., Darmayanti, L., Saputra, E., & Olivia, M. 2016. Kuat tekan dan porositas beton OPC dan PCC menggunakan air gambut sebagai air pencampur beton. Prosiding the 3rd Andalas Civil Engineering (ACE), National Conference. Padang: Universitas Andalas.
  4. Rahmayani, I.S., Saputra, E., & Olivia, M. 2017. Kuat tekan dan porositas mortar menggunakan bahan tambah bubuk kulit kerang di air gambut. Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017. Pekanbaru: Universitas Islam Riau.
  5. Ednor, M., Sitompul, I.R., & Olivia, M. 2017. Kuat tekan dan perubahan berat mortar menggunakan bahan tambah abu sekam padi (Rice Husk Ash) di air gambut.Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-TSP) 2017. Pekanbaru: Universitas Islam Riau.

Final Year Project Batch S1 (Bagian 01)

Kode rombongan Batch 00 sudah mulai digunakan pada tahun 2012, saat saya kembali membimbing grup penelitian tugas akhir mahasiswa setelah selesai studi S3. Pada suatu siang di lab, seorang mahasiswa datang menghadap untuk berdiskusi judul tugas akhir. Saya menerimanya, karena ia yang datang meminta saya menjadi pembimbing. Pertimbangannya adalah komitmen mau bekerja di bawah bimbingan saya sehingga ia tentu tidak merasa terpaksa kalau harus bekerja sesuai dengan standar saya. Bisa dibayangkan betapa tingginya hati seorang dosen pembimbing TA itu ya, hehe. Setelah itu beberapa mahasiswa datang lagi ingin dibimbing dan bersedia digojlok dengan puluhan paper berbahasa Inggris.

Rombongan pertama ini paling banyak mengalami suka-duka selama ngelab karena berbagai alasan personal, profesional, teknis dan praktis. Saya juga harus mulai dari nol seperti harus menyemangati, menyiapkan paper dan standar, melatih presentasi, membuatkan langkah-langkah TA dengan saya, dsbnya, termasuk demo membuat geopolimer di lab. Kadang-kadang saya lihat mereka duduk di bawah pohon ketapang sambil mengayak abu sawit untuk bahan penelitian tanpa kenal lelah. Berkat kesigapan dan ketekunan kelompok pertama ini, beberapa orang yang masuk dalam rombongan berikutnya terbantu karena pengetahuan dan tips mereka bekerja di lab.

Mahasiswa di Batch 01 sangat luar biasa dari segi semangat dan kekompakan. Mereka sangat ambisius dan banyak membaca. Hasilnya bisa dilihat dari 2 publikasi di prosiding terindeks Scopus dan mendapatkan best paper award (silver medal) dalam MIGS 2 (Malaysia Indonesia Geopolymer Symposium) 2015 di Surabaya. Topik yang diangkat Batch 01 merupakan topik-topik baru dan belum banyak diteliti sebelumnya. Ada beberapa mahasiswa yang menulis tugas akhir dengan rapi, lengkap dan berbobot tinggi , sehingga mereka seharusnya mendapat gelar S2 ketimbang S1.

Tahun 2014, saya dikejutkan 8 orang mahasiswa yang mau bergabung dalam Batch 02. Meski ramai, mereka selalu rajin bekerja dengan topik masing-masing. Saya sendiri kewalahan pada awalnya, tetapi terbantu karena antusiasme dan kekompakan mereka bekerja di lab. Beberapa mahasiswa mendapatkan hasil penelitian yang baru dan original. Meski demikian, kesulitan membina grup besar adalah waktu bimbingan yang sulit dipenuhi karena kesibukan lain. Saya harus membagi kelompok menjadi beberapa grup kecil dengan topik sama supaya lebih fokus saat bimbingan penulisan laporan tugas akhir. Topik yang dicover seperti beton menggunakan campuran kerang, beton di gambut dan geopolimer dirawat di suhu ruang.

Bersambung ke Part 02, ya.