Dosen dan Kegiatan Pengabdian Masyarakat (Catatan dari Monev Flipmas Batobo April 2016)

12991082_1407215415961797_7121658394406674433_n

Tridharma Perguruan Tinggi merupakan trilogi kewajiban yang harus dilakukan oleh institusi. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Pasal 20 Ayat 2) atau Tri Dharma. Oleh karena itu perlu kesadaran bahwa trilogi tersebut tidak berdiri secara mandiri tetapi memiliki keterkaitan erat satu sama lain untuk semua sivitas akademika seperti dosen dan mahasiswa. Pengajaran memiliki tujuan mentransfer pengetahuan dan membuka cakrawala mahasiswa sebenarnya sering diasumsikan sebagai tugas pokok dosen. Padahal kedua kewajiban lain seperti penelitian dan pengabdian masyarakat seharusnya mendapat prioritas sama pentingnya dengan pengajaran. Penelitian bisa dijadikan ujung tombak pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat, karena hasil penelitian dapat mempercepat pengembangan ilmu guna meningkatkan wawasan dosen untuk pengajaran. Hasil penelitian juga dapat membantu perbaikan kesejahteraan dan peningkatan wawasan masyarakat yang masih berada di batas garis kemiskinan dan belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Flipmas Batobo Wilayah Riau sejak dibentuk pada tahun 2012 oleh bapak Padil ST., MT, beranggotakan para akademisi dengan berbagai latar belakang institusi. Flipmas Batobo saat ini telah melakukan berbagai kegiatan di bidang Pengabdian Masyarakat seperti di Kawasan Ekonomi Masyarakat di Batu Bersurat, Kampar dan Bantalan, Tembilahan dengan melibatkan masyarakat seperti petani, peternak dan pedagang yang didukung oleh pemerintah setempat.

Pada tanggal 03 April 2016 di Sekretariat Flipmas Batobo Wilayah Riau, dilaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) kinerja Flipmas Batobo. Monev dihadiri oleh para Ketua FI dan FW, dan para profesional pendidik masyarakat (prodikmas). Prof Sundani Nurono Soewandhi (Farmasi ITB) sebagai reviewer Flipmas, memberikan masukan, gagasan dan saran terkait pelaksanaan kegiatan Flipmas Batobo di kedua KEM tersebut.

Kegiatan monev dibuka dengan penjelasan Prof Sundani mengenai ciri khas aktivitas Flipmas yang meliputi a) keikhlasan, b) kebhinekaan, dan kewilayahan. Kegiatan pengabdian yang memiliki dampak besar biasanya tidak hanya bersifat responsif tetapi bersumber dari permasalahan dan kebutuhan masyarakat setempat. Sebab, pengabdian yang berhasil akan tidak hanya mensejahterakan masyarakat tetapi juga membantu mencerdaskan masyarakat. Mengenai kebhinekaan dan kewilayahan, Prof Sundani menekankan keunikan masyarakat Indonesia yang berbasis tradisi dan cenderung mengulangi best practices dari nenek moyang mereka. Apalagi jika di suatu daerah telah terbentuk budaya atau tradisi kuat, maka pola pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan kembali prinsip kearifan lokal akan lebih mudah diterima oleh masyarakat yang terkadang karena intervensi budaya lain telah kehilangan jati dirinya.

Program-program yang berbasis kearifan lokal merupakan daya tarik bagi prodikmas saat bekerja dengan masyarakat. Para prodikmas sebagai perwakilan ilmuwan dari perguruan tinggi di masyarakat memiliki kemampuan nalar menelusuri prinsip-prinsip tersebut melalui penelitian, menerjemahkannya secara ilmiah dan memperkuat implementasinya melalui transfer pengetahuan langsung ke masyarakat. Masyarakat yang telah mengetahui prinsip tersebut tetapi selama ini belum mendapatkan dasar teori ilmiah akan terbuka nalarnya sehingga dapat menggunakan wawasan tersebut untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih efektif dan efisien. Kerjasama prodikmas dan masyarakat akan membuahkan hasil berupa peningkatan wawasan, peningkatan kesejahteraaan dan penguatan jati diri masyarakat. Tetapi keberhasilan skema pemberdayaan perlu ditunjang dengan pengetahuan mengenai latar belakang masyarakat dan keunikan atau ciri khas daerah pemberdayaan. Jika masyarakat yang tidak memiliki budaya di tempat baru, contohnya masyarakat transmigrasi, maka usaha tersebut akan memerlukan waktu lebih lama daripada masyarakat yang sudah menemukan keunikan dan keunggulan lokal.

Tim dosen Pro Pengabdian Masyarakat yang ingin aktif berkarya dengan membuat skema-skema pemberdayaan masyarakat aktual dan aplikatif perlu bersinergi dengan pemerintah daerah, ketua masyarakat dan pihak industri melalui dana Corporate Society Responsibility (CSR). Para prodikmas tidak dapat bergerak sendiri melainkan harus bersama-sama dalam tim multidisiplin untuk melakukan proses tersebut. Selain memiliki kemauan, semangat dan kompentensi, untuk membuat kegiatan yang berdampak besar pada masyarakat, prodikmas juga harus melibatkan pemahaman tentang culture/budaya masyarakat yang dibinanya. Untuk itu peran sosiologi yang dapat menjembatani prodikmas dengan masyarakat terasa penting dan akan membantu menjembatani dan mengurangi friksi dengan masyarakat majemuk tersebut. Prodikmas juga sebaiknya meningkatkan people skill, atau keahlian untuk berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang dan pendidikan. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari melakukan pengabdian kepada masyarakat lewat program kerja yang efektif dan terukur adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan wawasan prodikmas mengenai masyarakat, peningkatan inovasi di bidang penelitian dengan mengambil kasus-kasus aktual yang terjadi di masyarakat, dan perbaikan pola pikir masyarakat serta terciptanya budaya baru di kalangan masyarakat. Hal ini akan menjadikan pengabdian yang dilakukan berhasil, menurut definisi Prof Sundani, yakni tidak hanya mensejahterakan masyarakat, tetapi juga mencerdaskan masyarakat Indonesia.

Acara monev yang penuh inspirasi dan dorongan untuk lebih menyukai membantu masyarakat tersebut berakhir setelah dua jam sesi ceramah dan diskusi oleh Prof Sundani. Diskusi monev ditutup oleh Ketua FI dengan bijak mengutip kisah Einstein tentang manfaat dan sukses, yakni “Orang yang memikirkan sukses belum tentu memberikan manfaat besar bagi lingkungannya. Sedangkan orang yang bermanfaat bagi banyak orang, maka sukses biasanya akan menyertai”.

Pekanbaru,

Written by Monita Olivia

Prodikmas

Post ini sudah dilaunch di http://www.flipmas-batobo.org/2016/04/dosen-dan-kegiatan-pengabdian-kepada.html