Presentasi ‘Living and Studying in Australia’ dalam Seminar Cross Culture KUI UR

Salah satu faktor kesuksesan dalam studi di luar negeri adalah kemampuan adaptasi seseorang dengan budaya asing. Untuk mampu beradaptasi dengan cepat, kita harus mengetahui budaya negeri tempat studi, selalu berpikir positif tentang berbagai hal baru, dan belajar menerima secara adil.

Pada 10 Juni 2014, KUI UR mengadakan seminar Cross Culture dengan target audiens mahasiswa dan staf pengajar. Budaya yang dipaparkan berasal dari negeri Jepang, Inggris, dan Australia. Pembicara untuk seminar ini adalah Megan Elizabeth (UK) menerangkan tentang etika British dalam bergaul, Dr Sigit dan Dr Roza menjelaskan tentang studi dan budaya Jepang, serta saya yang mengenalkan tentang ‘Living and Studying in Australia’.

Tahap mempelajari informasi awal mengenai Australia dan budayanya pada saat itu saya lakukan pada minggu-minggu awal menjejakkan kaki di benua tersebut. Saya ingat di minggu pertama, saya melahap semua brosur, informasi, dan handbook yang diberikan dalam Welcome Package sehingga bisa lebih awal memahami berbagai hal mengenai tempat hidup baru selama 4 tahun berikutnya. Saya belajar mengenai berbagai keunikan orang Australia seperti suka menggunakan bahasa slank, multi kultural, egalitarian, menyukai gaya hidup sehat, outgoing, bangga dengan produk dalam negeri sendiri, cukup informal, menyukai alam dan laut, serta suka menyetir dengan kecepatan tinggi. Beberapa hal lain seperti part time job, time management, strategi studi, learning support, being a moslem in Australia, driving dan leisure activities juga menjadi beberapa topik menarik di kalangan audiens.

Ada beberapa hal yang harus kita navigasi dengan cepat pada awal-awal masa tinggal seperti itu, seperti sistem pemerintahan (agar tidak blank kalau orang menyebut Kevin Rudd, misalnya), jumlah negara bagian dan karakteristiknya (supaya tidak ketinggalan kalau orang berbicara mengenai state tertentu), tempat dan tipe akomodasi (karena masih dalam tahap mencari tempat permanen), tempat berbelanja groceries dan makanan halal (terutama di daerah-daerah tertentu), peta kampus (supaya tidak tersesat di kampus yang lumayan besar), peta dan jadwal transportasi publik ke kampus pulang-pergi atau ke tempat lain (agar efisien dan tidak ketinggalan bis melulus) serta tempat perkumpulan mahasiswa internasional (lebih cepat dapat teman, lebih baik).

Saya anjurkan teman-teman tidak malu-malu bergabung dengan teman-teman internasional, belajar dengan cepat menjadi bagian mereka sekaligus menemukan kesamaan-kesamaan (common ground) serta melakukan aktivitas bersama untuk memperlancar kemampuan komunikasi dan sinkronisasi pemikiran agar menjadi seorang mahasiswa yang mudah beradaptasi.

Pekanbaru,